Semar Mbangun Kayangan

DINDIKBUD-09/11/2020 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten menyelenggarakan Pertunjukan Wayang Orang Dalam Rangka Hari Wayang Nasional dengan Lakon “Semar mbagun Kayangan” yang di laksanakan di Halaman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada hari Sabtu, 07 November 2020 yang di mulai Jam 20.00 WIB sampai dengan jam 11.30 WIB dan dapat di tonton secara Live Streaming Youtube.

Dalam Kesempatan tersebut kegiatan di buka oleh Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Drs. Eko Priggo Laksito, M.Si dengan diserahkanya Wayang kepada Ki Dalang. Kegiatan yang dihadiri oleh Ketua PEPADI, Pejabat, Karyawan Dindikbud dan tamu undangan yang di siarkan secara live strimung.

Berikut ulasan Lakon Alkisah dinegara Amarta Prabu Yudistira, bersama saudara saudaranya sedang membahas sebab kegagalannya dalam membangun negaranya yang selalu longsor dan ditimpa bencana, tiba tiba datanglah Radja Dwarawati yaitu Betara Kresna yang menanyakan ketidak hadiran Semar dalam keraton Amarta dan menyatakan bahwa itulah yang menjadi sebab kegagalan tersebut. Untuk itu diperintahkanlah Arjuna untuk memanggil Semar dari Karang Kabuyutan untuk menghadap ke Amarta.

Namun belum sempat Arjuna berdiri datanglah Petruk menghadap dalam pertemuan tersebut yang memberitahukan bahwa dia diperintahkan Semar untuk mengundang kelima Pendawa untuk menuju Karangkabuyutan dengan membawa tiga pusaka kerajaan untuk membantu Semar membangun kahyangan.

Mendengar hal ini Kresna melarang Para Pandawa untuk berangkat ke Karang kabuyutan, sehingga terjadilah perdebatan dengan Petruk yang hanya sebagai pembawa perintah menolak untuk kembali ke Karangkabuyutan oleh Kresna, dia hanya mau kembali apabila mendapat titah dari Pandawa sehingga Keluar kata kata yang tidak etis oleh Kresna. Akhirnya Petruk disuruh menunggu diluar paseban guna menanti keputusan rapat para Pandawa.

Diluar Paseban Petruk bertemu dengan Antasena putra Bima yang ketiga, dan menceritakan seluruh kejadian dalam paseban tadi, Antasena yang bijaksana berjanji akan membantu Petruk dalam menghadapi tindakan Kresna.

Kresna yang mendengar kalau Semar akan membangun kahyangan mengajak Arjuna ke Suralaya untuk melapor kepada Betara Guru namun juga memerintahkan Gatotkaca, Antareja dan Setyaki untuk mengusir Petruk kembali ke Karang Kabuyutan

Adapun Prabu Yudistira bersama Bima, Nakula, dan Sadewa, merasa bimbang tidak mengabulkan permintaan Semar, mereka segera menuju Ketempat Pusaka Kraton atas usul dari Sadewa untuk mencari petunjuk. Mendadak ketiga Pusaka Kraton Amarta melesat hilang menuju Karang Kabuyutan.

Melihat kejadian tersebut Keempat saudara ini segera menyadari dan secara diam diam berangkat ke Karang Kabuyutan lewat pintu belakang istana. Adapun Setyaki, Antareja dan Gatotkaca yang diperintahkan Kresna mengusir Petruk ternyata tidak mampu menghadapi Petruk yang telah bersatu dengan Antasena didalam tubuhnya, baru ketika menerima titah dari Arjuna, Petruk mau mematuhinya pulang terbang ke Karangkabuyutan dibantu Antasena. bersama Gatotkaca, Antareja dan Abimanyu

Setiba di Suralaya Kresna menghadap Betara Guru melaporkan rencana Semar membangun Kahyangan menyaingi Suralaya, mendengar laporan ini Betara Guru memerintahkan Betari Durga dan Betara Kresna untuk menghalangi rencana Semar tersebut.

Di Karangkabuyutan Semar menerima kedatangan Prabu Yudistira, Bima, Nakula, dan Sadewa, bersama ketiga Pusaka Kraton Amarta yang telah tiba terlebih dahulu bersama Petruk dan putra putra Pandawa. Semar agak kecewa karena kedatangan Pandawa hanya Empat orang namun segera melakukan upacara ritual dengan memasukkan keempat bersaudara tersebut menjadi satu kedalam tubuh Semar.

Ternyata didalam tubuh Semar tersebut bersemayam Sanghyang Wenang yang memberikan petunjuk wejangan hidup dan ilmu yang sangat berarti bagi para Pandawa, dan memerintahkan untuk bertapa selama sepuluh hari kepada keempat saudara tersebut.

Adapun Putra Pandawa bersama Petruk, Bagong, dan Gareng yang menjaga,diganggu makhluk halus Maling sukma menjadi saling bunuh,namun segera diatasi oleh Semar dan diberikan mantra untuk menghadapi segala kejahatan yang datang.

Kresna yang menyamar menjadi Raksasa sebesar bukit, ternyata tidak mampu menghadapi mantra tersebut; demikian pula Arjuna yang menyamar menjadi harimau yang sangat besar menjadi lemas dan tertangkap oleh para Putra Pandawa serta meminta ampun kepada Semar,

Kresna pun mendapat marah dari Semar karena sebagai raja tidak waspada dan melakukan tindakan tanpa memeriksa terlebih dahulu duduk perkaranya.

Bahkan, Semar marah kepada Betara Guru sehingga berangkat ke Suralaya, serta mengobrak – abrik Suralaya. Tidak ada satupun senjata yang mampu melumpuhkan Semar; sehingga Betara Guru melarikan diri ke Karang Kabuyutan; namun kemarahan Semar tidak dapat dihindari, dimanapun Batara Guru bersembunyi selalu ditemukan oleh Semar, hingga Betara Guru meminta Perlindungan para Pandawa dan meminta ampun kepada Semar atas segala kesalahannya.

Setelah kemarahan Semar mereda dan mengampuni Betara Guru maka kembalilah Betara Guru ke Suralaya.

Semoga bermanfaat – Terimakasih

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Share via
Copy link
Powered by Social Snap